Shalom Aleikhem,….!!!!
Apa
kabar teman-teman para pembaca yang dimulikan Tuhan, saya sangat mengucap
syukur atas selesainya sebagian kecil dari history kehidupan pribadi saya yang
dapat saya tuang disini sebagai keindahan nilai dan kebanggaan pribadi sebagai
penulis amatir.
24
januari 2014, merupakan hari dimana saya dan Dian (Kekasih Saya) mengikat janji untuk memulai sebuah hubungan yang
lebih serius dari sekedar teman biasa,
menuju ke tahap yang lebih serius, awalnya kami hanya berkenalan lewat dunia
maya (Facebook) sebab waktu itu kalau
tidak salah saya ingat kembali, kami mulai semakin akrab karena komentar saya
terhadap fotonya bersama teman-teman Dance saya dari Bad Boys di desa Wai saat
itu, kalo tidak salah saya di desa Wai sedang di adakan pesta, dan Bad di Boys diundang pihak panitia pesta untuk
berpartisipasi dan meramaikan acara pesta tersebut itulah latar belakang perkenalan saya bersama sang Kekasih Hati, kebetulan
saya juga pada waktu itu sedang bekerja disalah satu warnet, sebagai Operator
lokasinya tepat di OSM Kapung Timur, kami mulai sering berkomunikasi lewat
dunia maya, lewat sms dan bahkan telfon.
Awalnya Dian saya anggap sebagai
Barang koleksi kesayangan saya. Karna dulu saya tipe orang yang senang
bermain-main dengan yang namanya perasaan untuk itulah sekarang ini saya akui
saya sendiri yang terjebak dengan karakter yang saya bangun dan latih
bertahun-tahun. Hubungan saya dengan dian memang singkat tetapi luarbiasa
indahnya menyesal rasanya saat sadar bahwa sekarang kita harus berpisah. Dari
januari saya mulai mau untuk mengenal keluarganya dimulai dari kakak kandungnya
sendiri Roy Selfanay, awalnya saya tidak tahu dan tidak disengajakan ketika
saya hendak bertanya kepada Roy, tetang Dian yang adalah adik kandungnya
sendiri. Waktu itu saya bertanya sebatas kenalkah Roy terhadap Dian ini karena
dari saling tukar informasih Dian sempat menyebutkan tempat tinggal keluarganya
selain di wai,Bentas dan Kampung Timur daerah dimana tempat saya bekerja, saya
pun mendapatkan jawaban yang luarbuasa mengejutkan dan sekaligus brita bahagia
bagi saya saat itu ketika Roy mengatakan bahwa Dian orang yang sedang saya
pertanyakan kepadanya adalah saudari Kandungnya yang bungsu dari beberapa
bersaudara.
Saya pun serentak bingung dan kaget
antara hendak mau menjelaskan secara baik maksud saya berpacaran dengan
saudarinya namun langsung saja dipotong olehnya dengan nada yang halus dan
tenang mengatakan bahwa ia stuju-stuju saja mengenai hubungan saya dengan Dian
sebab menurut Roy katanya saya orang yang baik dan bertanggung jawab mulai dari
itu saya merasa punya pendukung pertama kemudian Frence yang saat ini berada
bersama-sama dengan saya di semarang untuk mengikuti TOP, diapun menyetujui
sebab sangat percaya kepada saya. Perlahan lahan satu persatu keluarganya mulai
ada yang menyadari mengetahui dan menyetujui tak terasa waktu cepat berlalu
banyak hal yang telah kami sepakati kami ikat untuk tujuan masa depan kami,
sebab bulan maret saya sudah harus berangkat bersama Frence ke semarang dan
meninggalkan kota Ambon keluarga serta sang Kekasih Hati Dian tentunya, saya
awalnya tidak begitu perduli khawatir akan kemungkinan-kemungkinan fatal
seperti yang tengah terjadi saat ini sebab saya telah menyerahkan Dian kedalam
pengawasan Roy sebagai kakak, belum juga teman-teman saya yang ada di Ambon
untuk terus menjaga dia hingga saya kembali.
Namun cerita berubah begitu cepat
setelah saya tiba di semarang komunikasi kami masih sangat lancar hingga
beberapa bulan memasuki bulan Mei dan seterusnya komunikasi pun terhenti
beberapa waktu yang cukup lama, saya juga kehilangan kontak Dian dan Dian pun
sebaliknya entah itu di sengaja atau tidak saya tidaklah terlalu memahaminya
hanya yang pasti, saya sangat senang sekali telah mendapatkan no Hand Phone
Dian yang tertera pada table komentar statusnya waktu itu. Kemudian setelah
mencoba beberapa kali gagal dan seterusnya hingga benar-benar bisa di hubungi
saya pun akhirnya bisa berbicara dengannya dalam beberapa kira-kira sekitar 40
menit dengan perdebatan kecil akan masalah komunikasi kami yang terputus dan
kemudian saya sempat menyalahkannya beberapa kali dan kontak pun terputus,
kemudian setelah itu beberapa hari setelah komunikasi singkat itu terjadi saya
kembali ditelfon oleh nomer Hand Phone yang tidak saya kenal ternyata itu Ipar
Alen adalah istri dari pamannya Dian yang cukup dekat dengannya, kemudian
menceritakan beberapa hal seputar kondisi Dian saat-saat ini, memang cukup
mengagetkan saya dan membuat hati saya hancur berkeping-keping ketika
mengetahui bahwa dia yang saya cintai telah berpaling dan telah menyembunyikan
hal ini dari saya setelah sekitan bulan sebelumnya saya hanya bisa bersedih dan
tak bisa berbuat apa-apa sebab kita berpisah teramat jauh. Tapi saya hanya
ingin sampaikan kepada para pembaca sekalian mengenai kisah cinta pribadi saya
ini, sangat luarbiasa indah dan juga luarbiasa sakit. Namun semua itu terjadi
atas seijin Tuhan maka saya hanya bisa menyerahkan segalanya kepada-Nya yang
Maha Kuasa Yesus Kristus Tuhan, yang dapat menjadikan segalanya indah pada
waktunya meski harus berpisah dengan orang Tercinta sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar