Selasa, 14 Oktober 2014

2 Bulan Istimewa









Shalom Aleikhem,….!!!!

                Apa kabar teman-teman para pembaca yang dimulikan Tuhan, saya sangat mengucap syukur atas selesainya sebagian kecil dari history kehidupan pribadi saya yang dapat saya tuang disini sebagai keindahan nilai dan kebanggaan pribadi sebagai penulis amatir.

                24 januari 2014, merupakan hari dimana saya dan Dian (Kekasih Saya) mengikat janji untuk memulai sebuah hubungan yang lebih serius dari sekedar  teman biasa, menuju ke tahap yang lebih serius, awalnya kami hanya berkenalan lewat dunia maya (Facebook) sebab waktu itu kalau tidak salah saya ingat kembali, kami mulai semakin akrab karena komentar saya terhadap fotonya bersama teman-teman Dance saya dari Bad Boys di desa Wai saat itu, kalo tidak salah saya di desa Wai sedang di adakan pesta, dan Bad  di Boys diundang pihak panitia pesta untuk berpartisipasi dan meramaikan acara pesta tersebut  itulah latar belakang perkenalan  saya bersama sang Kekasih Hati, kebetulan saya juga pada waktu itu sedang bekerja disalah satu warnet, sebagai Operator lokasinya tepat di OSM Kapung Timur, kami mulai sering berkomunikasi lewat dunia maya, lewat sms dan bahkan telfon. 

Awalnya Dian saya anggap sebagai Barang koleksi kesayangan saya. Karna dulu saya tipe orang yang senang bermain-main dengan yang namanya perasaan untuk itulah sekarang ini saya akui saya sendiri yang terjebak dengan karakter yang saya bangun dan latih bertahun-tahun. Hubungan saya dengan dian memang singkat tetapi luarbiasa indahnya menyesal rasanya saat sadar bahwa sekarang kita harus berpisah. Dari januari saya mulai mau untuk mengenal keluarganya dimulai dari kakak kandungnya sendiri Roy Selfanay, awalnya saya tidak tahu dan tidak disengajakan ketika saya hendak bertanya kepada Roy, tetang Dian yang adalah adik kandungnya sendiri. Waktu itu saya bertanya sebatas kenalkah Roy terhadap Dian ini karena dari saling tukar informasih Dian sempat menyebutkan tempat tinggal keluarganya selain di wai,Bentas dan Kampung Timur daerah dimana tempat saya bekerja, saya pun mendapatkan jawaban yang luarbuasa mengejutkan dan sekaligus brita bahagia bagi saya saat itu ketika Roy mengatakan bahwa Dian orang yang sedang saya pertanyakan kepadanya adalah saudari Kandungnya yang bungsu dari beberapa bersaudara. 

Saya pun serentak bingung dan kaget antara hendak mau menjelaskan secara baik maksud saya berpacaran dengan saudarinya namun langsung saja dipotong olehnya dengan nada yang halus dan tenang mengatakan bahwa ia stuju-stuju saja mengenai hubungan saya dengan Dian sebab menurut Roy katanya saya orang yang baik dan bertanggung jawab mulai dari itu saya merasa punya pendukung pertama kemudian Frence yang saat ini berada bersama-sama dengan saya di semarang untuk mengikuti TOP, diapun menyetujui sebab sangat percaya kepada saya. Perlahan lahan satu persatu keluarganya mulai ada yang menyadari mengetahui dan menyetujui tak terasa waktu cepat berlalu banyak hal yang telah kami sepakati kami ikat untuk tujuan masa depan kami, sebab bulan maret saya sudah harus berangkat bersama Frence ke semarang dan meninggalkan kota Ambon keluarga serta sang Kekasih Hati Dian tentunya, saya awalnya tidak begitu perduli khawatir akan kemungkinan-kemungkinan fatal seperti yang tengah terjadi saat ini sebab saya telah menyerahkan Dian kedalam pengawasan Roy sebagai kakak, belum juga teman-teman saya yang ada di Ambon untuk terus menjaga dia hingga saya kembali. 

Namun cerita berubah begitu cepat setelah saya tiba di semarang komunikasi kami masih sangat lancar hingga beberapa bulan memasuki bulan Mei dan seterusnya komunikasi pun terhenti beberapa waktu yang cukup lama, saya juga kehilangan kontak Dian dan Dian pun sebaliknya entah itu di sengaja atau tidak saya tidaklah terlalu memahaminya hanya yang pasti, saya sangat senang sekali telah mendapatkan no Hand Phone Dian yang tertera pada table komentar statusnya waktu itu. Kemudian setelah mencoba beberapa kali gagal dan seterusnya hingga benar-benar bisa di hubungi saya pun akhirnya bisa berbicara dengannya dalam beberapa kira-kira sekitar 40 menit dengan perdebatan kecil akan masalah komunikasi kami yang terputus dan kemudian saya sempat menyalahkannya beberapa kali dan kontak pun terputus, kemudian setelah itu beberapa hari setelah komunikasi singkat itu terjadi saya kembali ditelfon oleh nomer Hand Phone yang tidak saya kenal ternyata itu Ipar Alen adalah istri dari pamannya Dian yang cukup dekat dengannya, kemudian menceritakan beberapa hal seputar kondisi Dian saat-saat ini, memang cukup mengagetkan saya dan membuat hati saya hancur berkeping-keping ketika mengetahui bahwa dia yang saya cintai telah berpaling dan telah menyembunyikan hal ini dari saya setelah sekitan bulan sebelumnya saya hanya bisa bersedih dan tak bisa berbuat apa-apa sebab kita berpisah teramat jauh. Tapi saya hanya ingin sampaikan kepada para pembaca sekalian mengenai kisah cinta pribadi saya ini, sangat luarbiasa indah dan juga luarbiasa sakit. Namun semua itu terjadi atas seijin Tuhan maka saya hanya bisa menyerahkan segalanya kepada-Nya yang Maha Kuasa Yesus Kristus Tuhan, yang dapat menjadikan segalanya indah pada waktunya meski harus berpisah dengan orang Tercinta sekalipun.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Komentar

Komentar Terbaru



CREATED BY : ATO AQILA